Galau Setelah Berhenti Kerja?
Saat
sedang sibuk dengan setumpuk berkas, maraton meeting, hingga evaluasi akhir
tahun, rasanya "terbebas" dari pekerjaan dan semua tuntutannya
merupakan jalan keluar dari semua kegalauan.
Berbagaialasan
pun dibuat dalam bentuk daftar hingga anda yakin benar bahwa berhenti bekerja
adalah jalan terbaik. Ingin memiliki waktu lebih banyak dengan anak-anak,
mengurus orang tua, atau memulai bisnis sendiri. Namun saat berhenti bekerja,
ternyata tetap saja membuat galau, Malah
Stres.
Tak
dipungkiri, lingkup dunia rumah tangga jauh lebih kecil dibandingkan dengan
dunia kerja. Ketika bekerja, anda bertemu banyak orang dari beragam latar
belakang. Tantangan dan experience yang ditemui berbeda-beda setiap harinya.
Sementara
di rumah, 24 jam waktu anda dihabiskan untuk berinteraksi dengan anak, suami,
assisten rumah tangga, atau tetangga. Selain pergolakan dengan diri sendiri,
hubungan keluarga juga tak mustahil terganggu. Anda jadi sering marah dan tidak
bisa berpikir jernih.
Nah,
untuk masalah terakhir penting dipahami bahwa persiapan keuangan harus
dikondisikan jauh hari sebelum anda memutuskan berhenti bekerja.
Caranya?
Hitung kemampuan finansial anda dan pasangan. Jika penghasilan belum menutup
100 persen kebutuhan hidup atau sehari-hari, maka jangan terburu-buru berhenti
bekerja kecuali memiliki bisnis atau penghasilan tambahan. Menghadapi segala
tekanan itu, cobalah berpikir jernih dan persiapkan mental yang kuat. Ingat-ingat
mengenai tujuan awal anda berhenti bekerja. Toh segala keputusan pasti memliki
kelebihan dan resikonya sendiri.
Dengan
melepas status karyawan, anda dapat lebih memfokuskan diri anda kepada hal-hal
yang positif seperti malakukan hobi atau berolahraga agar badan tetap fit.
Sekian
ulasan singkat dari saya semoga bermanfaat bagi pembaca.
<script src="http://kumpulblogger.com/dam.php?b=188108" type="text/javascript">
</script>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar